Susah
Memang susah membuat
tulisan bagus yang enak untuk di baca dan yang “wah ini anak intelek banget”
dengan menggunakan bahasa-bahasa yang tidak pada umumnya.
Tapi ternyata lebih susah menulis dengan jujur dari hati
dengan apa yang dilihat disekeliling. tanpa menekan deleted pada kalimat yang
usdah tersusun panjang. Sama halnya dengan susah menggambar tanpa menggunakan
hapusan yang berarti setan.
Pertemuan singkat 1 jam 25 menit kemarin membuat saya
berusaha menggali kejujuran dan melihat segalanya dengan apa adanya bukan
karena ada apanya. Saya berusaha dengan jujur menulis apa yang ingin di tulis,
menggambar apa yang ingin di gambar. Makanya keluarlah tulisan ini, tulisan
yang saya pikirkan selama 2 hari kemarin untuk menulis tentang apa, event apa,
cerita apa untuk terus bisa mengikuti kejujuran.
Pernah saya gampangkan tentang kata jujur dan beberapa
mural-mural di jalan beberapa bulan yang lalu tentang Berani Jujur Itu
Hebat. Pikir saya, emang masih ya di
kota besar kaya gini jujur itu ada?
Pertemuan kemarin merubah pola pikir saya tentang kejujuran,
ternyata kejujuran bisa membuat hal besar yang bisa bermanfaat bagi masyarakat.
Ternyata jujur bukan hanya sekedar pertanyaan tentang “mana
uang kembalian mama?” tapi jujur adalah masalah hati yang bisa membuat tenang.
Tulisan ini bukan untuk mennyanjung suatu pihak, saya
menulis ini karena saya berusaha ingin jujur pada tulisan saya, dan ini yang
saya rasa.
Astri ps
setuju. buat apa membuat orang terkesan tp hati kita ga puas krn kita ga jujur? nanti malem2nya malah susah tidur :p
BalasHapusnice post anyway :)
terimakasih :)
BalasHapus